Bebas

#SweatJourney 1/30 : Memulai Rutinitas Keringat

Bulan September akhirnya tiba. Diiringi dengan pagi yang mendung dan bersin-bersin, saya beranjak dari tempat tidur untuk memulai aktivitas yang akan saya rutinkan. Olahraga.

Hai! Perkenalkan, saya Giri. Bukan orang yang suka dengan olahraga. Tidak suka melakukannya, tidak suka juga menonton pertandingannya. Hah? Anda barusan bilang apa? Stereotip cowok adalah suka sepak bola? Hm.. mungkin saya bukan cowok. Ya atau mungkin secara diagram venn saya berada di grup data yang berbeda.

Entah dari mana stereotip itu berasal, tapi memang begitulah adanya. Tapi jika saya digolongkan kepada anak-anak culun di sekolah kerjaannya belajar doang dan saat pelajaran olahraga klemar-klemer kayak mie setengah masak, nah, saya masuk ke sana sih. Entah kenapa, bisa jadi karena saya kelewat tidak percaya diri hingga berolahraga pun saya tidak percaya. Olahraga itu mengolah raga loh. Mengolah raga siapa? Diri sendiri. Saya tidak percaya. Jadilah saya terbiasa dengan pola hidup seadanya.

Remaja Jompo

Ada istilah yang lagi hits bagi kalangan belia tapi tingkah tua renta, sebutannya adalah Remaja Jompo. Berteman dengan minyak kayu putih dan koyo, kalau gerak badannya bunyi kreyat-kreyot, malas-malasan dan 3L (lemah, letih, lesu). Istilah ini entah sangat relate dengan saya. Sakit punggung setiap saat dan lebih memilih tiduran daripada berkegiatan. Ih, cocok banget.

Iya, iya, mungkin saya bukan remaja lagi, memang saya sudah jompo. Uhuk uhuk (sambil oles-oles minyak angin). Tapi masa gini terus sih? Badan itu titipan Allah loh, masa barang pinjaman dipakainya semena-mena? Jadilah saya akhirnya memutuskan untuk mencoba berolahraga lagi.

Tantangan Menulis

Tapi kenapa tiba-tiba sekali? Jadi semuanya berawal dari keinginan tulis menulis. Berhubung saya ingin mengisi blog ini dengan konten sebanyak mungkin, saya akhirnya ingin menulis selama sebulan penuh, setiap harinya. Kebetulan ada beberapa rekan saya juga akan melakukan hal yang sama di bulan September ini, jadi ada teman seperjuangan kan. Nah, tapi saya bingung dong, konten apa yang harus saya tulis? Bahkan mengisi blog ini dua kali seminggu saja saya bingung mau membahas tentang apa. Akhirnya saya kepikiran, kenapa tidak menulis rutinitas harian saja? Kenapa tidak pengalaman saya berrutinitas sesuatu yang baru aja sekalian?

Jadilah akhirnya saya mencoba untuk berolahraga.

Berolahraga Dengan App GRATISAN

Apakah sebelumnya saya pernah mencoba untuk rutin berolahraga? Tentu saja pernah. Pernah nyobain mau rutin joging, udah beli sepatu dan celana joging, karena males track larinya jauh, akhirnya pupus. Pernah nyobain ngegym, bahkan beli membership yang jutaan rupiah, tapi karena sibuk dan dulu bentrok waktu kerja jadi ngegymnya harus malam, akhirnya punah. Pernah nyobain app Freeletics bahkan beli membership setahun penuh, tapi seharian di kantor pulang badan remuk, akhirnya angan-angan busuk. Banyak deh pengalaman keluar duit. Hasilnya? Ya… hasilnya jadi belajar, bahwa motivasi saya bukan dari spending di awal buat investasi olahraga. Makanya ketika ada teman yang ngajakin bersepeda… Ah… saya sudah tidak percaya duluan dengan diri sendiri.

Sebagai seseorang yang ndableg banget dalam kegiatan berolahraga, sudah sewajarnya saya sekarang jadi bingung mau ngapain. Suatu ketika dibisikkanlah saya tentang ide berolahraga.

“Yang gratisan dulu aja napah”

Ho’oh. Kan banyak app yang ngasih instruksi olahraga secara gratisan juga. Napa gak dicoba dulu?

Ya akhirnya saya cobain deh nyari app gratisan

Banyak

App olahraga di Play Store itu super duper banyak. Terlebih ketika lockdown beberapa tahun lalu membuat orang-orang bersemangat untuk berolahraga dari rumah. Tersulut akan momentum itulah bermunculan ribuan aplikasi bertemakan no equipment exercise. Pusing kan ya. Jadi aplikasi apa yang saya pilih?

Yang pasti saya tidak akan memilih Freeletics. Berangkat dari pengalaman saya yang lalu, aplikasi ini memang sangat bagus karena mengatur pola olahraga sesuai pemakainya bahkan hingga asupan nutrisi yang direkomendasikan. Tapi, bayar. Kayaknya bisa gratis ya? Tapi fitur yang okenya berbayar. Selain itu konfigurasi di awal juga membuat saya kok agak overwhelm. Jadi, skip ya Freeletics.

Dengan kata “Workout” aplikasinya banyak pilihannya!

Jika kita mencari kata “Workout” di Play Store, banyak banget app yang bisa jadi trainer digital kita dalam berolahraga. Jika kita perhatikan ada beberapa aplikasi yang dibuat oleh “Leap Fitness Group”. Saya mencoba mendownload Home Workout. Oh, ternyata mirip dengan Freeletics! Ada konfigurasinya juga dan menariknya bisa dipakai gratis dengan hanya menonton iklan.

Tapi karena ada konfigurasinya di awal dan ada banyak jenis pilihan olahraga, saya malah jadi bingung. Jadi PTSD, okwokwkow.

Kemudian saya mencoba download “Six Pack in 30 Days“. Oh! Ternyata halaman depannya sederhana! Jelas, tidak banyak pilihan, langsung olahraga apa yang bisa dilaksanakan.

Tampilan depannya to the point

Nyobain

Akhirnya tadi pagi saya memulai mencoba berolahraga. Trainer digitalnya menyebutkan gerakan yang harus dilakukan. Ada animasinya juga, jadi lebih jelas untuk mengerjakkannya. Setiap repetisi ada waktu beristirahat. Karena aplikasinya gratisan, saat beristirahat kita juga bisa melihat iklan. Jenius.

Ternyata set yang diberikan cukup ringan dan tidak membuat saya kepayahan. Setelah semua repetisi selesai dilaksanakan, barulah ada penilaian dari coachnya yang mengkonfigurasi training kita. Freeletics juga dulu mirip seperti ini juga sih, hanya saja kalau tidak salah ini adalah fitur berbayar, kalau ini kan gratis ehe.

Saya merasa butuh training yang sedikit lebih menantang

Sebenarnya di aplikasi “Six Pack in 30 Days” ini juga ada pilihan berbayarnya dan menghilangkan ads… tapi saya takut nanti malah mengurangi semangat saya untuk terus berolahraga. Kenapa? Karena psikologi aneh dari otaksaya yang selama ini menganggap “kan sudah bayar, berarti olahraganya sukses, sukses terbeli”. Jadi, nonono, istiqomah di gratisan dulu saja. Kalau beneran six pack mah itu bonus. Eheh.

Lanjut?

Begitu deh hari pertama saya untuk memulai berolahraga. Gimana dengan besok? Mudah-mudahan bisa tetap istiqomah ya. Apakah setelah tantangan menulis jadi nggak olahraga lagi? Hm… harusnya sih jangan ya, tapi kita lihat nanti ehe.

Bonus foto:

Trainer yang ngawasin saya pas lagi olahraga

“Gerakan lu salah tu!”

Ini adalah rangkaian perjalanan saya untuk memulai rutinitas dengan mencoba selama 30 hari untuk berolahraga. Ingin melihat bagaimana perjalanannya? Sila lihat di tag #SweatJourney

X
%d bloggers like this: