Tontonan

Lupa Isi Buku? Ini 3 Cara Mengingatnya

Kamu bisa nggak mengulang kembali isi sebuah buku secara utuh? Coba, masih ingat nggak secara detail apa aja isi dari buku pelajaran matematika saat SMP? Kalau saya sih nggak ingat ya. Banyak buku yang saya baca pun demikian, terutama buku non-fiksi. Ketika saya sedang membaca sebuah buku memang rasanya asyik dan hanyut karena sedang bercengkrama dengan kata-kata penulis. Namun ketika buku itu selesai ditutup… “Eh… tadi bukunya ngebahas apa aja sih?”. Jreng jeng! Ya… mungkin ada lah satu atau dua hal yang saya ingat, tapi seringnya saya lupa!

Saya ngiri dengan teman saya yang ingatannya top banget. Pernah suatu ketika kita ngobrol dan dia bercerita ada seri buku sejarah yang pernah dibacanya berbulan-bulan yang lalu. Dengan asyiknya dia menjelaskan layaknya sedang membuka buku itu kembali. Yang bikin saya takjub kok bisa ya dia mengulang kembali nama-nama dengan mudah? Kalau alur cerita mungkin saya masih bisa ingat lah ya, tapi kalau sudah mengingat angka, tanggal, nama, aduh mak…

Kejadian lupa dengan isi buku ini ternyata hal ini pun terjadi dengan mas Matt D’Avella. Di videonya yang berjudul “I learned a system for remembering everything” dia menceritakan pengalamannya cara mengingat buku dengan menggunakan teknik khusus!

Video ini adalah hasil wawancaranya dengan Ryan Holiday, seorang penulis buku. Jadi mas Matt ini kagum banget ketika dia mewawancarai mas Ryan, beliau bisa melontarkan kutipan-kutipan ciamik. Ya layaknya seorang penceramah kalau misalnya ditanyain sesuatu bisa langsung “Yak! Di surah x ayat x pernah disebutkan…”. Gile ya.

Ketika digali lebih jauh ternyata mas Ryan memiliki teknik untuk mengingat sebuah buku. Beliau sendiri belajar hal ini dari seorang penulis buku terkenal bernama Robert Greene. Yang diajarkan beliau adalah? Dengan membaca aktif.

1. Coret-coret bukunya

Tulis-tulis aja di bukunya

Ada sebuah paham kalau buku kondisinya harus pristine, tidak berlipat, bersih, mulus. Ya bagus sih karena buku memang sebuah benda yang “ada harganya” dan semakin awet semakin bisa diwariskan. Tapi ternyata mas Ryan mencontohkan membaca aktif dengan menandai bagian yang menarik dengan lipatan, menulis catatan untuk hal-hal yang menarik. Kalimat-kalimat yang menarik dikasih highlight. Kayak buku pelajaran aja!

2. Simpan Jadi Kartu

photo of man reading a book

Mas Ryan adalah seorang penulis dan beliau ingin yang beliau serap bisa digunakan kembali untuk jadi bahan tulisan. Setelah buku beres dibaca, buka lagi bukunya dan lihat coretan-coretan apa saja yang sudah pernah dibikin. Coretan-coretan ini kemudian disimpan dalam bentuk potongan-potongan kartu. Isinya apa aja? Bisa terdiri dari..

  1. Inspirasi yang kepikiran ketika buku tadi dibaca
  2. Potongan cerita yang menarik
  3. Quote-quote
  4. Dan lain-lain, bebas, pokoknya yang bisa jadi menarik

3. Sortir dan Bikin Kategori

Mas Ryan punya berdus-dus kartu ginian di rumahnya

Setelah catatan-catatan tadi disimpan menjadi kartu, kemudian kartu-kartu ini disimpan dalam kotak-kotak yang sesuai kategorinya masing-masing. Kategorinya apa saja? Bebas! Karena metode ini adalah metode yang unik dan tidak rigid.

Apakah harus di buku fisik? Boleh digital nggak? Harus pakai kartu gimana bentuknya? Terserah! Mas Ryan menyarankan silahkan kembangkan metode ini sesuai dengan cara belajar masing-masing. Yang penting adalah mulai dulu aja.

“Lebih baik mulai dibikin tapi nggak sempurna daripada nggak ngapa-ngapain berdelusi buat kesempurnaan”

Ryan Holiday

Matt mencoba trik yang diberikan oleh Ryan, dan memang waktu membacanya jadi lebih lama. Tapi ada quote menarik yang disampaikan oleh mas Ryan. “Membaca adalah hal yang asyik, ngapain cepet-cepet? Kalau misalnya ada makanan paling enak di dunia, kenapa malah buru-buru makannya?”. Sesuai banget dong sama ajaran Islam! Di sebuah ayat disampaikan “Bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan.” Hm.. hm… bikin saya jadi makin ngangguk-ngangguk.

Berarti selama ini saya nggak begitu ingat isi dari buku karena tidak membaca secara aktif. Informasi yang muncul saya terima tapi tidak merasakan urgensi informasi tadi. Saya tidak bisa ingat mungkin karena saya tidak memprioritaskan informasi yang muncul. Di video ini juga disampaikan seseorang memprioritaskan informasi biasanya karena:

  1. Sering dipakai
  2. Baru aja dipakai
  3. Kayaknya bakal dipakai untuk membuat keputusan

Karena saya membaca buku kelewat santai dan hanya buat baca-baca doang, jadinya saya tidak kepikiran apa yang saya baca akan menjadi bahan. Bener adanya loh ini. Beda halnya dengan buku programming atau game development, saya bisa mengkondisikan apa yang saya baca akan saya gunakan di kemudian hari.

Tips ini menarik dan kayaknya saya bakal nyoba untuk membaca secara aktif. Memang kesannya kayak kerja banget sih ya, tapi kayaknya effortnya bakal bermanfaat. He, siapa tahu kan jadi bahan untuk ngeblog tiap hari? Hehe

Jangan lupa untuk follow twitter Kabur Sejenak di @kabursejenak dan join juga komunitas discordnya di Discord Kabur Sejenak. Di sana kita bakal membahas eskapisme, hobby, kegiatan menarik, atau memes yang sejenak ngerefresh pikiran dan jiwamu. Biar gak sumpek lah ya sama deadline harian. Sampai jumpa!

X
%d bloggers like this: